Ecoprint menjadi alternatif membuat pola atau corak batik selain dengan teknik cetak atau tulis. Sesuai namanya, ecoprint merupakan gabungan dari dua kata yaitu eco (alam) dan print (mencetak). Jadi, ecoprint memiliki arti mencetak, membuat warna atau corak menggunakan bahan-bahan alami seperti dari bunga, daun, atau bagian tanaman lain yang memiliki ciri khas. Sobat Folderbesa dapat memanfaatkan tanaman sekitar rumah untuk membuat kerajinan ecoprint.
Memberi warna atau membetuk dengan teknik ecoprinct populer pada tahun 2006 oleh seorang perancang busana bernama Indiana Flint. Saat itu Flint menempelkan dedaunan yang memiliki pigmen warna pada serat kain. Kemudian kain tersebut akan melalui beberapa proses dengan cara dikukus atau direbus sehingga menghasilkan warna yang indah.
Memanfaatkan berbagia jenis tanaman sekitar rumah untuk ecoprint menjadi kegiatan menarik bagi masyarakat luas. Peluang ini tak boleh terlewatkan karena sangat mendukung kreativitas masyarakat juga terdapat nilai ekonomi di dalamnya.
Baca Juga: Ingin Berbisnis Seafood Kaki Lima? Ini Jenis Ikan Laut Yang Banyak Penggemarnya
Alat Dan Bahan Membuat Ecoprint
Corak dari teknik ecoprint memiliki bentuk yang unik dan beraneka ragam. Saat mengaplikasikan daun ke kain bisa saja hanya daunnya yang tercetak tanpa tulang daunnya. Terkadang, seluruh bagian daunnya ikut tercetak hingga kelopak daunnya.

Sebelum masuk pada teknik pembuatan kita memerlukan beberapa alat dan bahan sebagai berikut:
1. Siapkan selembar kain polos sebagai bahan utama. Sobat Folderdesa dapat menggunakan beberapa jenis kain sebagai bahan
- Katun
- Kanvas
- Sutra
- Serat Nanas
- Mori
- Rayon
- Doby
- Linen
2. Daun, bunga atau bagian tumbuhan lain yang dapat mengeluarkan warna
3. Air cuka, untuk menghasilkan warna lebih terang
4. Kertas koran sebagai alas saat membuat corak
5. Tawas, untuk mengikat warna dan corak
6. Palu untuk memukul-mukul kain dan mengeluarkan zat warna tanaman
7. Panci, untuk mengukus kain.
Teknik Ecoprint
Setalah alat dan bahan, selanjutnya memasuki tahapan membuat kain batik ecoprint. Setidaknya ada dua teknik dalam proses ecoprint, yaitu sebagai berikut:
Teknik Pukul atau Pounding
Teknik memukul atau pounding menjadi salah satu teknik paling sederhana dalam membuat ecoprint. Caranya, dengan meletakan daun atau bunga di atas kain kemudian memukulnya sampai membentuk corak. Nah, untuk membuat corak tersebut bertahan lama yuk perhatikan langkah-langkah dibawah ini.

1. Letakan koran sebagai alas dengan bentangan kain berada pada bagian atas
2. Taruh bunga atau daun yang sudah sobat Folderdesa siapkan sebagai acuan untuk membuat corak di atas kain. Setelah itu, Memposisikan tulang daun berada pada bagian bawah menghadap kain untuk menciptakan guratakan indah
3. Kemudian, masuk ke tahap memukul-mukul daun sampai mengeluarkan getah dan mencipkatan corak serupa daun. Pukul-pukul daun secara rata agar menghasulkan warna indah secara menyeluruh.
4. Diamkan kain yang sudah melewati teknik pounding selama 15 menit agar zat warna pada daun keluar sepenuhnya.
5. Setelah menggangkat daun dari kain, diamkan lagi kain selama satu hingga tiga hari agar warna daun menyatu sempurna.
6. Rendam kain menggunakan campuran tawas agar warna kain tetap awet .
Teknik Steaming
Selain teknik pounding, sobat Folderdesa juga dapat memilih teknik steaming untuk ecoprint. Yuk, siapkan alat dan bahan seperti di bawah ini.

1. Siapkan satu ember campuran air dan cuka dengan perbandingan 3:1 lalu masukan kain polos kedalamnya
2. Setelah itu, bentangkan kain tersebut di atas meja dengan meletakan beberapa daun atau bunga sesuai keinginan. Lipat kain menjadi dua bagian sama besar
3. Letakan potongan pipa pada bagian bawah kain dan gulung secara perlahan. Agar gulungan tidak lepas, lilitkan potongan kain pada bagian luar gulungan
4. Kukus atau steam gulungan tersebut selama kurang lebih 2 jam agar menghasikan pigmentasi warna menarik
5. Bagian akhir, lepas lilitan pada gulungan kain dan selasai. Kain putih milik sobat Folderdesa sudah terisi corak tanaman.
Baca Juga: Tips Menanam Anggur Tabulampot Agar Berbuah Lebat
Tanaman Yang Dapat di Gunakan Untuk Ecoprint
Ecoprint menjadi tren ramah lingkungan, karena dalam proses pembuatannya tidak sedikitpun menggunakan zat kimia atau sintetis. Sehingga tidak menimbulkan pencemaran baik udara, air atau tanah.
Sobat Folderdesa dapat memanfaatkan jenis tanaman berikut untuk menciptkan bentuk dan warna dengan teknik ecoprint.
1. Kersen
Memanfaatkan tanaman kersen untuk ecoprint menjadi hal yang baru bagi masyarakat. Karena, ternyata tanaman tropis yang mudah tumbuh di pinggir jalan atau pada retakan tembok mampu menghasilkan corak ecoprint yang indah.

Duan kersen merupakan daun majemuk dengan tepi bergerigi dan runcing. Bentuk daunnya bulat hingga lanset. Sisi bawah daun kersen terasa lembut karena terdapat bulu halus.
2. Jati
Banyak orang menggunakan jati sebagai pembungkus makanan ramah ligkungan. Namun siapa sangka jati dapat menjadi bahan utama untuk membuat ecoprint karena memiliki ciri khas pada warna dan coraknya.

Daun jati berbentu elips yang melebar. Pada proses ecoprint, jati akan mengeluarkan warna merah atau ungu tergantung dari daerah asal jati tersebut.
3. Mengkudu
Mengkudu memiliki banyak sekali manfaat kesehatan tubuh. Tak jarang masyarakat mengkonsumsi mengkudu sebagai sayuran. Tanaman ini mampu menurunkan tekanan darah tinggi dan osteoporosis.

Di sisi lain tanaman menggudu memiliki manfaat sebagai pewarna alami untuk ecoprint. Akar mengkudu mampu menghasilkan warna merah setelah melalui peroses perebusan sampai akar mengkudu memunculkan warna.
4. Secang
Sejak dulu banyak orang kraton menyukai rempah secang karena menyegarkan dan mampu mengatasi peradangan. Manfaat dari secang adalah menjaga sistem imun, mengatasi masalah pencernaan dan sebagai anti bakteri.

Tanaman secang banyak memberi manfaat terutama untuk pembuatan ecoprint. Caranya, dengan merebus satu kilo kayu secang dengan air sampai air berubah warna.
5. Jambu Biji
Mudah sekali menemukan daun jambu biji di sekitar rumah. Bahkan sering kali daun jambu biji berserakan dan menjadi sampah. Bagaimana jika kita mengolah daun jambu biji tanaman ecoprin bernilai ekonomi?

Daun jambu biji memiliki bentuk oval memanjang dan sedikit runcing pada bagian ujungnya. Setelah melalui proses ecoprint, daun jambu biji akan menghasilkan warna hijau tuam indah.
6. Kenikir
Kenikir memiliki bentuk daun membujur, tangkai cukup panjang dan bunga berwarna merah muda atau ungu. Bisanya masyarakat mengolah kenikir sebagai santapan langsung atau lalapan.

Pada proses ecoprint daun kenikir akan menghasilkan bentuk runcing memanjang seperti talang dengan warna khas kuning gading.
7. Mahoni
Selanjutanya, sobat Folderdesa dapat memanfaatkan tanaman mahoni sebagai pewarna untuk ecoprint. Mahoni memiliki batang dan buah berwarna kecoklatan. Tanaman ini dapat hidup subur pada tempat gersang meski tidak disirami air dalam kurun waktu panjang.

Walau warna coklat mendominiasi tanaman mahoni tetapi saat melakukan proses ecoprint tanaman ini akan mengeluarkan warna kuning. Warna kuning ini berasal dari buah mahoni yang belum dikupas kemudian direbus bersama kain.
8. Jarak Kepyar
Sekilas daun jarak kepyar mirip seperti daun singkong tetapi berwarna lebih terang mulai dari batang hingga bunganya. Buah jarak kepyar sendiri berbentuk seperti buah rambutan namun lebih kecil.

Tepi daun jarak kepyar bergerigi dan menghasilkan corak yang unik pada kain. Proses membuat ecoprint dengan jarak kepyar tidak jauh berbeda dari daun lainnya.
Itulah tadi bagaimana mamanfaatkan tanaman sekitar rumah untuk membuat ecoprint. Sederhana namun memerlukan perhatian Bagaimana, apakah tertarik untuk mulai mencobanya? Yuk, Share ceritamu pada kolom komentar, ya?
Terima kasih sharing ilmunya, sangat bermanfaat.
Lumayan lah membantu