Menikmati Golden Sunrise Gunung Prau Dieng

golden sunrise gunung prau Dieng

Jalur pendakian Gunung Prau Dieng yang terkenal dengan panorama golden sunrise (foto :visitjawatengah.jatengprov.go.id)

Dieng, Wonosobo memiliki banyak tujuan wisata alam yang sangat indah. Tak hanya indah, Dataran Tinggi Dieng juga terkenal dengan julukan negeri di atas awan. Banyak tempat yang memiliki ketinggian menembus awan. Selain itu, pada puncak kemarau suhu udara di Dieng sangat dingin. Terkadang hingga anjlok beberapa minus derajat celcius. Saking dinginnya sampai rumput pun membeku bak salju. Tak jarang banyak wisatawan luar daerah yang tertarik ingin mengeksplor destinasi Dieng dan segala keramah tamahan budayanya. Salah satu destinasi wisata yang sangat digandrungi para pendaki dan traveller ialah Gunung Prau, Dieng dengan pesona golden sunrise.

Gunung Prau berada dikawasan Dataran Tinggi Dieng dan bisa dikatakan memiliki pesona golden sunrise terbaik. Pesona Gunung Prau sudah sangat populer dikalangan para pendaki dan traveller. Bagi para pendaki pemula sangat direkomendasikan untuk mendaki gunung ini karena jarak tempuh yang relatif singkat, yakni kurang lebih 3-4 jam saja.

Waktu Terbaik Mendaki Gunung Prau

Waktu terbaik untuk mendaki Gunung Prau ialah saat musim kemarau dimana tanah tidak becek dan jalur pendakian mudah dinaiki. Beda dari gunung-gunung yang lain, jalur pendakian Gunung Prau terbilang mudah. Hal itu dikarenakan jalur pendakian yang sudah dibuat layaknya anak tangga oleh masyarakat.

Selain itu, banyaknya akar pohon yang tumbuh ke permukaan tanah sehingga memudahkan untuk berpijak. Namun perlu hati-hati juga karena bisa tersandung dan licin.

Meskipun mudah mendaki di musim kemarau juga harus tetap waspada. Ini karena kondisi jalan kering mengakibatkan banyaknya pasir dan debu berterbangan diterpa angin. Bawalah masker dan kacamata untuk melindungi dari debu.

Nah di musim kemarau juga suhu di Gunung Prau bisa mencapai titik terendah, bayangkan betapa dinginya disana. Kamu bisa kedinginan sampai membiru jika tidak mempersiapkan peralatan pendakian yang tepat.

Bagi para pemula seperti saya ini, menyiapkan diri sudah dari sepekan. Mulai dari latihan fisik berupa jogging ringan dan menjaga kesehatan. Syarat utama mendaki gunung adalah badan sehat. Karena jika kita sakit justru akan merepotkan diri sendiri dan orang lain

Siapkan Bekal

Bagi wanita tetap harus mempersiapkan bekal secukupnya. Seperti minum dan makanan dan juga peralatan lengkap seperti tenda, matras, jas hujan, jaket, pelindung kepala dan peralatan masak. Oh iya tips rahasia dari saya jangan lupa bawa gula, madu atau permen yang manis.

golden sunrise gunung prau

Permen dan gula memiliki kandungan air dan gula yang dapat menyuplai kebutuhan zat tubuh. Jadi ketika kamu capek, lelah, ngos-ngosan dan dehidrasi bisa diatasi dengan makan makanan manis yang mudah dibawa seperti gula dan permen.

Seperti makan sayur tanpa garam, begitulah pepatah yang tepat jika mendaki tanpa ngecamp atau bermalam di gunung. Puncak Prahu ini memang spesial. Bagi pendaki yang tidka memiliki peralatan berupa tenda dan matras masih bisa menyewa tenda beserta peralatan camping lainya. Disekitar gunung prau banyak yang menyediakan jasa sewa peralatan gunung dan camping.

Kalian akan mendapatkan sensasi luar biasa ketika bermalam di gunung prau. Bayangkan kalian ngecamp di puncak gunung dengan suhu yang sangat dingin. Wah rasanya seperti di dalam kulkas. Nah sangat dianjurkan mengenakan jaket yang tebal dan jangan lupa membawa plester penghangat atau koyo untuk membantu menghangatkan badan. Biasanya bagi para pendaki mereka mengenakan plester tersebut dihidung untuk mempertahankan suhu di dalam rongga hidung agar tetap hangat.

Peralatan lain yang harus dibawa ialah sleeping bag, senter, dan peralatan P3K. Jangan lupa pakai pakaian yang tidak ketat agar memudahkan kita dalam bergerak dan tubuh mudah bernafas. Pakai celana yang longgar, kenakan jaket yang tebal, pakai sepatu yang tidak licin dan kaos kaki.

Bercerita Tanpa Gambar Nanti Dikira Mitos

Selain itu tak lupa harus pakai sarung tangan, penutup kepala khususnya telinga untuk mengurangi hawa dingin yang masuk lewat telinga.

Bagi pendaki yang memiliki tipikal seperti saya ini, barang yang tak boleh dilupakan juga ialah kamera. Jika tak punya kamera bisa juga dengan menggunakan handphone selama itu support untuk pengambilan gambar.

Menurut saya bercerita tanpa adanya bukti bisa dianggap mitos atau karangan semata. Suatu saat kita bisa lupa sudah kemana saja, dengan siapa dan seperti apa kondisinya. Tapi jika kita memiliki bukti seperti foto dapat mengingatkan kembali kenangan di masa dulu.

Pendakian ke Gunung Prau ini sebenarnya pendakian gunung pertama saya, beberapa tahun lalu. Saya nyaris lupa dengan siapa saja kami mendaki kala itu. Setelah melihat-lihat kembali file-file picture di laptop akhirnya saya ingat. Itu pendakian kala saya masih menjadi mahasiswa di salah satu perguruan tinggi di Purwokerto. Jika mengingat kembali kenangan saat mendaki gunung prau bisa dikatakan ada manis dan pahitnya.

Kala itu kami berdelapan orang dengan 3 perempuan dan 5 laki-laki. Perjalanan dari Purwokerto sampai Dieng memakan waktu kurang lebih 3-4 jam dengan mengendarai sepeda motor. Karena ini merupakan perjalanan pendakian gunung pertama bagi saya, maka saya amat sangatlah antusias. Kami memulai perjalanan siang hari agar sampai Dieng sore hari, kami memutuskan untuk mendaki selepas salat Isya.

golden sunrise gunung prau 2
Foto : Esti Fitria

Selama perjalanan amat susah dikarenakan mendaki di malam hari harus menggunakan senter dan suhu udara yang sangat dingin. Inilah sebenarnya yang belakangan saya tahu, jika ingin mendaki gunung luangkan waktu lebih banyak. Dan sebaiknya pendakian dilakukan siang hari. Lebih nyaman dan sembari bisa menikmati keindahan alam. Selain itu bisa memiliki banyak waktu untuk mendirikan tenda di puncak, atau pos yang aman di bawah puncak.

Sesampainya di puncak kami memutuskan untuk langsung mendirikan tenda dome yang kami bawa dari rumah. Ada dua tenda, satu untuk perempuan dan satunya lagi untuk laki-laki.

Saat Cerah Langit Bertabur Bintang

Untuk menghangatkan badan dan melepas rasa lapar kami memutuskan untuk memasak makanan dan membuat kopi yang akan kami nikmati bersama sambil ngobrol . Rasanya indah sekali, tidur di hotel (bertabur) bintang seribu bahkan milyaran bukan hanya hotel bintang lima .

Tidur bareng sahabat digunung sambil menikmati udara segar, melihat gemerlap bintang dilangit yang amat luas, kenangan yang indah. Walaupun dengan hawa dingin yang sangat menusuk tulang, namun rasa dingin itu terbayar dengan hamparan bintang dan gugusan lainya di langit.

BACA : Wisata Dieng dengan Panorama di Atas Awan

Kami bangun jam 5 pagi kala itu, semua pendaki sudah pada bangun dan bersiap menikmati keindahan golden sunrise. Yah, sebenarnya amat sungkan untuk bangun karena dingin. Namun saya tidak ingin menyia-nyiakan tenaga dan lelahku sudah jauh jauh ke sini. Di pagi itu betapa indahnya Gunug Prau bak lautan dome.

Di pagi hari saya dapat melihat dengan jelas ternyata banyak sekali tenda berwarna-warni dipuncak gunung ini. Dan tak kalah indah yakni munculnya golden sunrise yang sudah kami nanti-nantikan. Amat indah. Saya pun tidak lupa untuk mengabadikan saat traveling.

Pukul 08.00 kami memutuskan untuk turun gunung, suhu dingin sudah mulai mereda karena kalah dengan sinar matahari. Hangat yang kami rasakan ketika turun gunung. Namun berbeda dengan mendaki, disaat turun gunung kalian harus hati-hati karena medan yang kami tempuh menurun dan licin. Banyak debu beterbangan, sehingga diharuskan mengenakan kacamata untuk menutupi mata dan masker agar debu tidak masuk hidung dan mulut. Perjalanan menuruni gunung prau sangatlah menakjubkan, bagaimana tidak kami disuguhkan dengan indahnya Dataran Tinggi Dieng. Dari atas gunung Prau kami dapat melihat sungai, telaga, sawah, rumah-rumah yang keci-kecil. Indahnya bukan main, kalian harus coba sendiri dijamin ngga bakal nyesel. (Esty Fitria)

Satu pemikiran pada “Menikmati Golden Sunrise Gunung Prau Dieng”

Tinggalkan komentar