FOLDERDESA.COM – Hamparan sawah di Desa Pekunden Kecamatan Banyumas kini disulap menjadi lahan budidaya buah naga. Berkat ketekunannya, Sutrisno berhasil panen buah naga setiap dua pekan sekali. Sedikitnya terdapat 140 pohon Ia tanam pada lahan seluas 1400 meter persegi.
Sutrisno, pria asal Desa Pekunden RT 03/ RW 01 Kecamatan Banyumas Kabupaten Banyumas mengaku, awalnya ia mengikuti komunitas petani. Dari komunitas tersebut lalu secara mandiri belajar ke petani buah naga di Kabupaten Banyuwangi.
LIHAT VIDEO : Budidaya Buah Naga, Petani Ini Bisa Panen 1,5 Kwintal Buah Tiap Minggu
“ Empat tahun lalu, kami sempat belajar ke Jawa Timur, setelah mendapat ilmu pengetahuan, kami membawa beberapa batang pohon buah naga untuk dibudidaya,” ungkapnya.
Awalnya Sutrisno merupakan petani Bawang di Banyumas, namun ia tidak membatasi diri, sehingga selalu tertantang untuk melakukan budidaya tanaman lain.

Butuh waktu empat tahun, hingga ia memiliki ratusan pohon buah naga. Saat itu, di Banyumas belum banyak warga yang menanam buah naga. Bahkan Sutrisno mengaku pernah ditentang oleh anak dan keluarganya.
Meski mendapat tentangan, ia tetap gigih merawat pohon tersebut. Hasilnya kini kebun miliknya sedang diusulkan menjadi agrowisata desa di Banyumas. Salah satu daya tarik utamanya yaitu pembeli bisa langsung petik sendiri dari kebun.
Bahkan, sejak empat tahun lalu, Sutrisno berhasil panen perdana setelah usia enam bulan. Sejak saat itu kebun miliknya rutin panen.
Hasil panen tersebut ia jual langsung ke konsumen, toko dan pengepul. Namun Baru kali ini di tahun 2021 konsumen bisa memetik sendiri di kebun. Sutrisno, mengaku sudah mendapatkan keuntungan dari budidaya buah naga.
Cara Perawatan Buah Naga
Agar bisa mendapat pohon yang bagus dan berbuah lebat hingga berbuah manis, pertama harus mencari bibit yang unggul. Bibit tersebut harus yang sudah tua. “ Lebih bagus yang sudah pernah berbuah, sehingga jika ditanam juga cepat tumbuh dan berbuah,” ungkapnya.

Ilmu yang ia peroleh saat belajar di Banyuwangi Sutrisno terapkan sepenuhnya pada kebun miliknya.
Dalam membudidaya buah naga, Sutrisno juga cukup kreatif. Sebab biasanya petani lain membuat penopang pohon buah naga dengan cor beton. Karakter pohon buah naga yang berbatang panjang, lentur dan menjalar selalu butuh penopang.
BACA JUGA : Aneka Olahan Alpukat yang Nikmat
Sutrisno memilih membuat penopang dengan pohon randu. Selain efisien, penopang tersbebut juga bisa diatur ketinggiannya. Ini yang tidak dilakukan oleh petani lain. Dengan penopang pohon randu, semua pohon buah naga bisa ditopang dari berbagai arah.
“Jadi kalo pohon menjalar ke semua arah ini tetap aman, jika dilihat, pohonnya lebat mekar seperti payung ,” terangnya.
Dengan kayu randu juga sangat menekan biaya sehingga bisa lebih hemat.
Buah Lebat dan Manis
Budidaya buah naga yang dikelola Sutrisno menggunakan pupuk organik. Ia mengaku tidak menggunakan pupuk kimia. Hasilnya buah lebih segar dan manis. Bahkan banyak konsumen yang beberapa kali datang kembali membeli karena cocok dengan rasanya.

Setiap dua pekan, buah yang di panen rata rata lebih dari 2 kuintal. Setiap pekan tunas bunga juga selalu muncul. Bunga buah naga mekar di malam hari dan baunya sangat harum.
Menurut Sutrisno, hama hampir tidak ada, namun masalah yang dihadapi yakni munculnya cacar pada pohon. Jika pohon terserang cacar, maka buah juga kurang bagus. Untuk mengantisipasi agar tidak menjalar, perawatan dilakukan dengan membuang atau memotong batang yang terkena cacar.
BACA JUGA : Potensi Bisnis Bibit Kelapa Kopyor Menguntungkan
Meski tidak menggunakan pestisida dan fungisida, pohon buah naga juga bisa bertahan lama. Jika perawatan bagus usia bisa bertahan hingga 15 tahun. Saat kemarau, juga tidak boleh kekeringan dan harus rutin disiram.
Pola pengairan yang dilakukan yakni dengan membuat parit –parit disepanjang pohon. Jika diperlukan, air tersebut tinggal disiramkan langsung ke bagian pangkal pohon. Penyiraman dilakukan secara rutin. Sutrisno hanya dibantu satu orang yang merawat lahan seluas 1400 m2.
Dengan perawatan yang baik dan intens, ukuran buah naga juga cukup besar. Bobot satu kilo biasanya berisi antara 2 butir , maksimal 3 butir buah naga.
Budidaya buan haga yang dikembangkan Sutrisno bisa dibilang cukup berhasil. Iapun tidak segan berbagi ilmu dan informasi kepada rekan petani.
Karena kebun buah naga bisa panen rutin, saat ini kebun tersebut sedang disiapkan menjadi salah satu objek wisata desa di Desa Pekunden Banyumas. (*)