Banyumas Punya Wisata Dengan Ikon Ribuan Pohon Kelapa

Sakur Abdul Wahid

pohon kelapa wisata pereng

POHON KELAPA : Ratusan pohon kelapa menjadi ikon yang menarik di Wisata Pereng Kecamatan Cilongok Banyumas

FOLDERDESA – Ribuan pohon kelapa menjadi ikon wisata yang menarik di Wisata Pereng Kecamatan Cilongok Kabupaten Banyumas. Konsep agrowisata tersebut diangkat sesuai dengan potensi dan ciri khas Kecamatan Cilongok.

Kecamatan Cilongok menjadi penghasil gula kelapa terbesar di Banyumas. Bahkan mayoritas warganya bergantung dari produksi gula kelapa.

Haji Musbihun adalah pemilik Wisata Pereng di Kecamatan Cilongok. Berasal dari keluarga penderes nira, iapun mengembangkan wisata agro dengan ikon ribuan pohon kelapa.

Menurutnya, awal mula membuat wisata yakni untuk edukasi tentang produksi gula kelapa, hingga pengetahuan tentang pohon kelapa.

Namun sebelum itu terwujud, Musbihun yang juga seorang petani membuat embung untuk mengairi sawah. Apalagi memasuki musim kemarau, sawah di Kecamatan Cilongok mengalami kekeringan.

BACA JUGA : Sektor Wisata Jadi Andalan PADes Desa Karangkemiri

Untuk mengatasi hal itu, ia membuat embung yang akan dimanfaatkan saat musim kemarau. Embung yang kini masuk dalam kawasan wisata tersebut juga difungsikan sebagai wahana permainan air dan budidaya ikan.

” Sebagai petani, saya tetap fokus memikirkan agar pertanian bisa berkembang,” ungkap Musbihun.

Kolam renang di wisata Pereng

Tanah seluas 2,5 hektar miliknya kemudian disulap menjadi objek wisata. Di Wisata Pereng terdapat dua kolam renang yakni untuk dewasa dan anak anak. Terdapat dua embung besar yang dimanfaatkan untuk wahana bermain perahu kano dan bebek air.

Pada bagian ujung terdapat ratusan pohon kelapa yang sudah berusia lebih dari 30 tahun. Hingga kini pohon kelapa tersebut masih aktif disadap setiap hari. Hamparn rumput hijau dengan barisan pohon kelapa menjadikan tempat tersebut terasa sejuk.

Terdapat pula 4 pendopo besar dengan sejumlah gasebo yang dapat dimanfaatkan oleh pengunjung. Baik untuk kegiaatan acara maupun sekedar istirahan pengunjung.

Bagi Musbihun wisata adalah bagian dari bonus, sedangkan pendapatan utamanya berasal dari penjualan gula kelapa.

Selain ratusan pohon kelapa di lahan wisata, kini ia juga mengembangkan dua hektar lahan tambahan dengan seribu pohon kelapa.

Pohon kelapa tersebut kemudian dikelola oleh petani setempat untuk menyadap nira. Hasilnya kemudian ia beli dengan harga pasaran.

Ribuan pohon kelapa di lahan perluasan tersebut merupakan pohon kelapa dari Nias. Menurutnya, hasil nira dari pohon kelapa nias bisa lebih banyak dibanding pohon kelapa lokal.

BACA JUGA : Kelor Tanaman Tropis Kaya Manfaat, Pohon Ajaib yang Juga Disebut Super Food

Pohon kelapa lokal, dalam sehari bisa menghasilkan 4-6 ons gula tiap pohon. Sedangkan kelapa nias bisa dua kali lipatnya. Pada musim hujan seperti saat ini, hasil produksi juga bisa lebih banyak.

Bagi Musbihun, alasan kenapa kelapa lebih menguntungkan karena ia bisa dipanen setiap hari. Bahkan pohon kelapa bisa bertahan hingga 80 tahun.

Embung di Wisata Pereng

“Banyak orang tidak faham, jika pohon kelapa bisa menghasilkan uang setiap hari. Misal Pagi disadap maka sore sudah dicetak menjadi gula dan bisa langsung di jual.

Jika saat ini harga gula dipasaran Rp 20 ribu per Kg, tentu ini menggiurkan,” terangnya.

Daya tahan pohon dan usia yang panjang membuat pohon kelapa terus menghasilkan. Lahan tambahan seluas dua hektar tersebut, kini juga dimanfaatkan untuk tumpangsari.

Terdapat ribuan tanaman terong dan cabai yang juga dimanfaatkan oleh petani lokal.

Dengan memanfatakan kearifan lokal, rupanya cukup mendapat apresiasi. Salah satunya dunia pendidikan, dimana anak sekolah juga dapat belajar tentang produksi gula kelapa. termasuk membeli produk gulakelapa di lokasi tersebut.

Bahkan awalnya pendatang yang mempelajari produk gula kelapa dan pohon kelapa adalah tamu dari luar negeri. Mereka kebanyakan berasal dari Eropa. Bahkan produk sangat didambakan karena dinilai lebih sehat.

BACA JUGA : Budidaya Buah Naga, Ratusan Pohon Panen Tiap Dua Pekan Sekali

Dengan lahan tambahan yang ia miliki, Musbihun berencana menambah peternakan sapi dan kambing. Menurutnya, dari peternakan tersebut kebutuhan pupuk kompos dapat terpenuhi secara mandiri. Sedangkan pakan juga diambil dari lahan sendiri.

Integrasi tersebut ia wujudkan secara perlahan. Sebab sebelumnya ia harus memenuhi kebutuhan pupuk dari suplier.

Lebih lanjut diungkapkan, dari lahan 2 hektar atau 1000 pohon tersebut nantinya terdapat 20 orang penderes yang siap menyadap/ Ditambah dengan pengelolaan lahan tumpangsari yang dapat memberi nilai tambah.

Pasca pandemi, kunjungan ke wiata pereng semakin meningkat. Sebagian hanya menimkati wisata air. Sedangkan sebagian lainya menikmati suasana rindang dibawah pohon kelapa sembari menggelar acara.

Sebelumnya dilokasi tersebut Pemda Banyumas melalui Baznas juga menyerahkan bantuan alat keselamatan kepada 2000 orang penderes. Penderes tersebut berasal dari Kecamatan Cilongok, Ajibarang dan Pekuncen.

Bahkan para penderes atau penyadap nira di Banyumas saat ini juga sudah memiliki Jaminan Sosial kecelakaan kerja. Hal itu menjadi perlindungan sekaligus kepedulian berbagai pihak kepada penderes dan industri gula kelapa Banyumas.

Tinggalkan komentar