Setelah melasanakan ibadah puasa selama satu bulan, ummat Islam di seluruh dunia akan merayakan kemenangan Hari Raya Idul Fitri.
Saat merayakan Idul fitri atau lebaran tersebut mereka menyembutnya dengan suka cita bersama keluarga tercinta beserta sanak saudara lainnya.
Karena itu, banyak orang yang memilih berlebaran di desa agar bisa menikmati suasana lebaran di desa.
Sayangnya, ditengah situasi pandemic covid-19 ini pemerintah tidak mengizinkan warganya untuk mudik lebaran hingga menimbulkan rasa rindu semua orang terutama ummat Islam yang ingin berlebaran di desa.
Tentunya, ada banyak momen-momen penting tidak terlupakan berlebaran di desa yang pernah dialami semua orang.
Selain momen mudik yang kerap kali harus berdesakan atau berburu tiket jauh-jauh hari dan bercampur dengan orang-orang dari berbagai daerah.
Ada banyak momen lainnya yang perlu Anda ketahui dan ingat kembali kejadian tersebut.
Lalu, momen apa sajakah itu? Apakah Anda mengalami kejadian yang sama pula seperti di bawah ini?
Momen- Momen yang Tak Terlupakan Lebaran di Desa
1. Takbiran Keliling

Ingatkah Anda dengan momen yang satu ini ketika masih kecil atau remaja sebelum meninggalkan desa?
Ya, suasana takbiran keliling atau malam idul fitri ini adalah salah satu momen yang sangat indah baik di kota maupun di desa.
Ummat Islam yang merayakan kemenangan ini ada sebagian yang menempati masjid untuk mengumandangkan kalimat takbir, tahmid, dan tahlil yang biasanya didominasi bapak-bapak atau orang dewasa.
Ada sebagian lagi yang berkeliling dari satu desa ke desa lainnya di malam hari untuk mengumandangkan takbir sambil membawa obor. Biasanya didominasi oleh anak-anak, anak muda, dan separuh baya.
Selain itu kaum hawa atau ibu-ibu dan anak perempuan lainnya menyiapkan kudapan untuk mereka yang melakukan takbir keliling atau yang sedang ada di masjid.
Sedangkan di kota sendiri sudah sangat jarang dilakukan, jika ada biasanya tidak terlalu meriah seperti yang ada di desa.
Momen, takbiran keliling ini tentunya sangat dirindukan karena banyak cerita atau suasana yang membuat Bahagia dan tak terlupakan.
2. Pembagian Zakat Fitrah
Momen berikutnya yang tidak terlupakan lebaran di desa ada pada saat pembagian zakat fitrah.
Seperti yang diketahui bersama, pembagian zakat fitrah di kota biasanya lewat Lembaga-lembaga zakat atau NGO yang telah memiliki izin resmi dari pemerintah.
Sedangkan di desa sendiri, panitia masjid biasanya membagikan langsung kepada orang-orang yang berhak menerima zakat tersebut, entah itu ada yang datang ke masjid atau panitia membagikannya langsung ke rumah-rumah.
Ketika Anda melihat momen tersebut, akan sangat terasa kekeluargaan dan gotong royong masyarakat desa itu sendiri.
3. Membuat Ketupat atau Daun Ketupat Bersama

Makanan khas saat lebaran yang wajib ada adalah ketupat dan opor ayam. Boleh jadi, orang-orang yang di kota banyak membeli ketupat yang sudah jadi.
Namun di desa, banyak orang yang membuatnya sendiri bahkan ada yang membuat daun ketupatnya langsung.
Momen membuat ketupat dan daunnya tersebut biasanya dilakukan bersama-sama pula oleh penduduk desa sehingga menambah keakraban mereka.
Dari pembuatan ketupat dan daunnya tersebut, ada pula yang menjualanya kembali ke sesame penduduk di desa ada pula yang menyalurkan ke pasar-pasar tradisional.
Membuat ketupat di desa cenderung mudah dilakukan, selain mereka yang terlatih bahan-bahannya pun bisa mereka dapatkan langsung di sekitar desa tersebut.
4. Saling Bertukar atau Berkirim Makanan
Hampir di setiap desa yang ada di Indonesia dari Sabang sampai Merauke memegang kebiasaan saling bertukar atau berkirim makanan saat lebaran.
Momen tersebut merupakan tradisi sejak dahulu yang diturunkan nenek moyang dan beberapa wilayah masih menjalankan kebiasaan ini.
Para penduduk desa bertukar dan mengirimkan makanannya pada tetangga, kerabat dekat, ataupun keadaan orang-orang disekitar mereka yang kurang beruntung.
Tentu saja momen bertukar dan berkirim makanan ini sering kali tak terlupakan, karena secara tidak langsung kita pun bisa saling mengenal tetangga di sekitar rumah dan menyambung silahturahim kembali dengan para saudara jauh.
Momen ini pula, mengajarkan tentang berbagi dan peduli terhadap sesama. Poin tambahannya adalah bisa mencicipi makanan yang sebelumnya pernah dirasakan.
Karena terkadang, mereka membuat masakan yang khas dari daerah asalnya masing-masing.
Selain memberikannya saat idul fitri, di awal-awal Ramadhan biasanya tradisi ini sudah berjalan sehingga keakraban dengan tetangga di desa semakin akrab.
5. Menabuh Bedug pada Malam Lebaran

Di desa, tradisi menabuh bedug ini masih banyak dilakukan. Momen tersebut adalah salah satu momen yang tidak terlupakan saat kembali pulang ke desa untuk berlebaran.
Tabuhan bedug yang menggema dengan syahdunya, seakan membuat suasana setiap orang bergembira bercampur rasa haru.
Tabuhan tersebut biasanya dimulai setelah magrib hingga keesokan harinya sebelum shalat idul fitri dimulai.
Bahkan tidak hanya satu masjid di desa saja yang menabuh beduh tersebut, tetapi masjid lainnya pun melakukan aktivitas yang sama dan suasana pun semakin ramai.
Tabuhan bedug tersebut mengisyaratkan telah datangnya kemenangan setelah 30 hari berpuasa.
Karenanya, saat lebaran tiba ketupat dan bedug adalah bagian yang tidak bisa dipisahkan dari momen tersebut.
Selain adanya menabuh bedug, biasanya selalu ada petasan dan kembang apai yang memeriahkan momen tersebut sehingga orang-orang termasuk ummat Islam, bersuka cita menyambut hari kemenangan.
6. Mendapatkan ‘’Salam Tempel’’
Baik di kota maupun di desa momen mendapatkan ‘’salam tempel’’ atau mendapatkan THR ini adalah hal yang paling tidak terlupakan.
Pasalnya, ketika berkunjung dari satu tempat ke tempat lain akan mendapatkan sejumlah uang yang kisarannya tidak banyak tetapi ditunggu-tunggu karena uang yang diberikan selalu uang baru.
Apalagi, anak-anak akan sangat senang diberikan uang banyak padahal nominalnya tidak terlalu banyak.
Hanya saja, jika berkunjung ke rumah tetanggga lebih dari 5 tempat bisa mendapatkan ‘’salam tempel’’ dengan jumlah yang cukup banyak untuk jajan atau diberikan barang lainnya.
Orang-orang yang memberikan ‘’salam tempel’’ tersebut biasanya adalah yang sudah bekerja dan berbagai rezeki kepada orang-orang yang ada disekitarnya.
Karena itu, sebelum pergi ke desa jangan lupa untuk menukarkan terlebih dahulu uang yang dimiliki dengan pecahan uang kecil terbaru untuk dibagikan kepada saudara maupun ponakan atau tentangga sekitar
7. Berziarah atau Nyekar ke Makam

Selepas shalat idul fitri dan bersilhaturahim dengan tetangga, biasanya akan melakukan ziarah atau nyekar ke makam orang-orang yang telah wafat mendahului kita.
Sebagian masyarakat Indonesia terutama di desa melakukan tradisi tersebut guna ingin memanjatkan doa untuk keluarga atau kerabat yang telah wafat.
Momen tersebut juga biasanya adalah momen yang tidak terlupakan karena akan mengingatkan kita pada orang-orang yang disayangi biasanya adalah keluarga dekat, ayah atau ibu, maupun saudara kandung.
Tak heran, karena banyaknya yang berkunjung ke makam, ada beberapa warga yang berjualan bunga atau lainnya untuk keperluan berziarah.
Tempat makam itu sendiri biasanya tidak jauh dari rumah karena menggunakan tanah keluarga yang memang telah disiapkan sebelumnya.
Selama berziarah atau nyekar jangan lupa untuk tetap menjaga adab yang baik.
8. Liburan
Selepas menjalankan berbagai ritual dan ibadah di hari raya idul fitri, kegiatan berikutnya adalah liburan.
Jangan berpikir tempat liburan yang dimaksuda seperti yang ada di kota serba modern dan canggih.
Karena liburan di desa biasanya pergi ke tempat alam yang masih asri dan belum banyak orang yang mengunjungi tempat tersebut.
Tempat liburan tersebut biasanya menelusuri kebun teh atau sawah, menyusuri dan berenang di sungai, mendaki gunung, menangkap ikan di kolam sendiri, dan makan bersama di alam terbuka dengan menu-menu khas desa.
Nah, momen-momen tersebut yang biasanya tak terlupakan ketika harus berlebaran di desa.
Momen tersebut adalah waktu istirahat terbaik setelah lelah bekerja selama 11 tahun terakhir.
Tak jarang, momen-momen tersebut mengingatkan kita semua saat masa kecil dulu, dimana sering melakukan kegiatan liburan tersebut dan masih dekat dengan alam yang masih asri.
9. Saling Memaafkan dan Silahturahim
Momen berikutnya yang tidak terlupakan saat lebaran di desa saling memaafkan dan silahturahim dengan keluarga maupun tetangga.
Biasanya aktivitas tersebut bisa sangat syahdu untuk dilakukan karena meminta maaf langsung pada orang tua dan saudara-saudara kandung.
Selain itu berkeliling untuk saling meminta maaf dan silahturahim dengan tetangga yang ada di sekitar rumah maupun kerabat lainnya yang tinggal di desa tersebut.
Tidak hanya maaf yang didapatkan, biasanya akan mendapatkan pengalaman baru dengan mencicipi berbagai makanan dan kue yang mereka buat.
Atau dari silahturahim tersebut jadi menambah banyak saudara yang dikenal. Bahkan ada pula yang bertemu jodohnya setelah silahturahmi tersebut.
10. Berburu Baju Baru di Bazar Dadakan

Berburu baju baru untuk dikenakan saat lebaran pun biasanya menjadi momen yang tak terlupakan.
Bukan hanya senang mengenakan baju baru, tetapi saat berburu baju baru di bazar dadakan tersebut adalah hal yang tidak terlupakan.
Pasalnya, banyaknya baju yang menumpuk untuk dijual, membuat para konsumen berebut mendapatkan baju baru yang sesuai keinginan.
Menariknya, bazar tersebut juga diadakan dadakan atau tidak menetap dan hanya ada pada saat menjelang lebaran saja.
Jika saat ini Anda tidak bisa mengulang kembali momen-momen lebaran di atas bersama keluarga di desa karena pendemi, ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan saat ini, yaitu;
- Saling mengirim makanan atau barang lainnya kepada keluarga di desa. Tentu jika Anda kangen makanan khas desa, bisa minta tolong sanak saudara untuk mengirimkan makanan tersebut.
- Jika internet sudah masuk ke desa Anda, gunakan media smartphone untuk melakukan panggilan video call agar tetap bisa melihat kondisi sanak saudara Anda.
- Saling mendoakn satu sama lain agar wabah cepat berlalu dan keluarga selalu diberikan Kesehatan.
Penutup
Apakah Anda setuju dengan 10 momen tak terlupakan di desa yang telah dibahas di atas?
Pastinya, setiap orang mempunya momen-momen berharga saat lebaran. Ditambah Indonesia sendiri memiliki tradisi yang khas dari daerah masing-masing dimana momen tersebut lebih syahdu lagi dalam menyambut Hari raya Idul Fitri.
Semoga informasi di atas bermanfaat untuk Anda. Selamat menjalankan Ibadah puasa.